Senin, 02 November 2009

Indera ke-enam kah?

Ini bukan cerita horor...bukan pula cerita misteri...cuma pengin nyeritain pengalaman anak saya.  

Kejadian #1

Sepulang dari bertandang ke rumah Pak Lurah yang tak lain dan tak bukan adalah adik mertua saya, SN (alias Sigaraning Nyawa, belahan jiwa, red)dan anak saya melewati gerumbulan (bener ya pilihan katanya) pohon pisang.  Maklum, desa kecil...jadi setiap halaman rumah pastilah ditumbuhi banyak tanaman.  Waktu itu menjelang maghrib.  Tiba-tiba anak saya menunjuk ke arah gerumbulan itu dan bertanya,

     "Apa tuh, pa?"

     "Mana, dik?....  ooo...  itu tikus...!"

     "Bukan, pa...itu bukan tikus...itu lho besarrrrrrrrrrr sekali!"

Tanpa berpikir panjang, suami pun langsung menggendong anak saya dan bergegas pergi.  Dan entah ada hubungannya atau tidak, malam itu saya dan SN tidak bisa tidur lelap karena setiap 1 jam sekali anak saya menangis keras.

Kejadian #2

Kali ini kejadian masih sore, sekitar jam 4 lah.  Minggu sore itu...entah datang angin darimana, saya bermaksud membersihkan halaman rumah tetangga sebelah.  Sudah berbulan-bulan rumah itu tidak pernah ditengok pemiliknya, yang menyebabkan rumput dihalamannya tumbuh meninggi gak karuan.  Pikir saya...sambil olah raga sekalian amal (halah!...amal dibawa-bawa, gak ikhlas banget ya ngelakuinnya).

Bukan anak-anak namanya kalo gak mengekor mamanya.  Begitu pula anak saya.  Tahun saya asyik menggunting rumput tetangga, dia pun menghampiri dan menemani saya dengan nyanyiannya di teras rumah tetangga saya itu.  Eh...tiba-tiba dia pun berhenti bernyanyi dan lalu berkata,

     "Ma...ada orang!"

     "Dimana?"  saya acuh tak acauh menjawabnya.  Apa istimewanya dia bilang ada orang?

     "DIDALAM RUMAH!"

Glekkkk!!!  Saya pun sontak menghentikan kegiatan saya.  Bagaimana saya tidak terkejut karena saya tahun persis bahwa rumah tersebut benar-benar kosong dan penghuninya pun belum menengoknya sejak hampir setengah tahun yang lalu.  Penasaran saya balik bertanya,

     "Anak kecil atau orang besar, mbak?"

     "Orang besar, ma!"

Tanpa pikir panjang saya menyuruh anak saya pulang sambil berkali-kali mengucapkan minta maaf.  Terlepas rasa percaya atau tidak...tapi saya meyakini bahwa kalau Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk nyata, bukan mustahil Tuhan pun menciptakan makhluk dari dunia kasat mata.  Dan kita sebagai makhluk berakal budi...tanpa mengurangi rasa keimanan...mestinya bisa lah kita menjaga keharmonisan tersebut.  Betul begitu? ... itulah kenapa saya minta maaf berkali-kali, saya tidak bermaksud mengganggu kenyamanan "beliau"... mungkin saya yang tidak kulonuwun dulu.

Kejadian #3

Lebaran kemarin, SN bermaksud nyekar ke makam Mbah Yah, adik dari kakek suami.  Dengan ditemani menantu almarhumah, pergilah kami berempat menuju makam.  Waktu itu masih pagi...sekitar jam 10.  Tapi saya dan anak saya cuma sampai gerbang makam saja, bermaksud menunggui di situ saja.  Dialog pun kembali terjadi,

     "Ma, papa sama siapa?"

     "Sama Om lah.mbak," jawab saya.

     "Sama siapa lagi tuh?"

Berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, tanpa ba bi bu...saya pun segera mengajak anak saya pulang tanpa pamit terlebih dahulu ke SN.

Kejadian #4

Sepulang dari rumah kakak ipar, sore itu kami mengambil jalan memutar.  Pikir SN, daripada harus memutar balik mobil yang pastinya merepotkan mengingat jalan perumahan kakak ipar saya sangatlah sempit.  Entah kenapa...beberapa saat sebelum mobil belok, tepat di depan rumah pojokan, tiba-tiba anak saya membalikkan badan dan memeluk saya sambil menutup matanya.

     "Ma...  ADA HANTU!"

     "Masa sih, mbak?"  Saya tidak percaya, mungkin fantasi dia saja.  "Hantunya anak kecil atau orang besar?"

     "Anak kecil!  Ada -maaf- susunya (payudara, red)!"

     "Pake baju gak?"

     "Pake...bajunya putih, ma!"

Siapa yang gak merinding mendengarnya.  SN yang selama ini kurang begitu percaya...mau tidak mau akhirnya kepikiran.  Dan sejak saat itu, setiap kali SN mencoba untuk melewati rumah itu, anak saya pasti ketakutan... dan memeluk erat-erat tubuh saya.  "Aku gak mau lewat rumah itu!"

Kejadian #5

Kejadian yang ini tidak terlalu jauh waktunya dengan kejadian #4.  Waktu itu kami mau mengambil uang di ATM.  Yang mengambil SN beserta anak saya, sementara saya menunggu di kendaraan.  Begitu keluar dari bilik, SN-pun cerita bahwa selama dibilik ATM anak saya tidak pernah mau melihat ke arah saya.  Kenapa?  Karena menurut dia, di rumah dibelakang parkiran saya ada "anak besar berbaju putih yang sedang diam berdiri"

Busyet....  lama kelamaan saya bisa stres nih setiap kali anak saya bilang seperti itu.  Mana saya penakut pula.  Saya tidak tahu...semua ini beneran terjadi pada anak saya atau fantasinya aja.  Siapa tahu, di usianya menjelang  3 tahun ini kemampuan berfantasi nya sudah berkembang.  Tapi kalo fantasi, setiap saya tanya kembali peristiwa-peristiwa tersebut dia masih konsisten dengan jawabannya dan tidak berubah-ubah.

Konon kata orang, anak kecil bisa merasakan hal-hal gaib macam itu.  Mungkin karena mereka belum punya dosa kali.  Dan biasanya itu hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia.  Entahlah...tergolong dimana anak saya.  Anugerah atau kah kebetulan saja?  Kita lihat saja nanti...

p.s : tapi saya pengin tahu dengan foto aura.  Katanya dengan foto aura, kita bisa melihat apakah anak saya termasuk indigo atau bukan.  Penasaran?  Sama!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar